KEPEMIMPINAN
1.
Definisi
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Kepemimpinan dapat
menentukan apakah suatu organisasi mampu mencapai tujuan-tujuan yang
ditetapkan. Kepemimpinan merupakan rangkaian kegiatan penataan yang diwujudkan
sebagai kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
Ø Miftah Toha (1992)
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku
orang lain atau seni mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi
perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan dapat terjadi
di mana saja, asalkan seseorang menunjukan kemampuannya mempengaruhi perilaku
orang-orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.
Ø Abraham Zaleznik (1986)
Menyatakan bahwa tidak semua pemimpin adalah manajer,
sehingga kalau dibalik apakah semua manajer adalah pemimpin. Seorang manajer
yang diberi hak-hak tertentu dalam suatu organisasi, belum tentu menjadi seorang
pemimpin yang efektif. Tetapi tidak disangsikan lagi bahwa kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain yang didapatkan dari luar struktur yang formal adalah
sama atau bahkan lebih penting daripada pengaruh formal, sehingga dapat
disimpulkan bahwa seorang pemimpin dapat muncul secara informal dari suatu
kelompok dan dapat juga ditunjuk secara formal.
Ø Sarros dan Butchatsky (1996)
Menurut Sarros dan Butchatsky (1996), istilah ini dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku
dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk
mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan
organisasi.
2.
Teori Kepemimpinan
a. Teori Sifat
· Teori ini,
yang sering disebut juga dengan teori “greatman”, menyatakan bahwa seorang itu
dilahirkan membawa atau tidak membawa ciri/sifat(traits) yang diperlukan bagi
seorang pemimpin.
· Pemimpin itu
dilahirkan, bukan dibuat, sebab individu yang lahir telah membawa ciri-ciri
tertentu. Kepemimpinan adalah suatu fungsi dari kualitas seseorang dari suatu
individu, bukan dari situasi, teknologi atau dukungan masyarakat. Hal ini
mengandung pengertian dasar bahwa penelitian-penelitian kepemimpinan selalu
condong menyebut bahwa individu adalah sumber kegiatan-kegiatannya.
b. Teori Perilaku (Behavioral Theories)
· Keruntuhan
pendekatan kesifatan mengakibatkan para peneliti tidak lagi mencoba untuk
mencari jawaban tentang sifat-sifat pemimpin yang efektif,tetapi mencoba untuk
menentukan apa yang dilakukan oleh para pemimpin efektif atau dengan kata lain
bagaimana perilaku para pemimpin yang efektif,sebagai contoh apakah mereka
lebih demokratis daripada otokratik.
· Melalui
pendekatan perilaku ini,tidak hanya diharapkan untuk memberikan jawaban yang
lebih definitive mengenai kepemimpinan,tetapi hal inipun akan memberikan
implikasi yang berbeda dengan pendekatan kesifatan. Pada pendekatan
kesifatan,pemimpin pada dasarnya dianggap dilahirkan,sehingga jika pendekatan
ini berhasil kita akan mendapatkan suatu dasar untuk menyeleksi/menempatkan
orang yang cocok/tepat untuk posisi yang pemimpin. Tetapi jika pendekatan
perilaku berhasil,mengidentifikasikan perilaku-perilaku tertentu yang diperagakan
oleh seorang pemimpin yang beararti kita dapat melatih orang-orang untuk
menjadi pemimpin.
c. Teori Kontingensi
· Model
kepemimpinan kontingensi dikembangkan oleh Fiedler. Model kepemimpinan
kontingensi mengemukakan bahwa prestasi kelompok tergantung interaksi antara
gaya kepemimpinan dengan kadar menguntungkan/tidaknya situasi. Kepemimpinan
dipandang sebagai suatu hubungan yang didasarkan atas kekuasaan dan pengaruh.
· Hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah : pertama,pada tingkat manakah situasi menyediakan
kekuasaan dan pengaruh yang diperlukan pemimpin agar efektif,dan seberapa
menguntungkan faktor situasi tersebut;kedua,sejauh mana pemimpin dapat
meramalkan dampak gayanya atas perilaku dan prestasi bawahnya.
· Tiga factor
penting dalam pendekatan ini adalah hubungan pemimpin dengan anggota,struktur
tugas dan otoritas pada suatu situasi. Faktor hubungan pemimpin-anggota mengacu
pada kadar keyakinan,kepercayaan,rasa hormat para pengikut terhadap
pemimpinyang bersangkutan. Variabel situasional ini mencerminkan penerimaan
pengikut kepada pemimpin. Struktur tugas mencakup masalah untuk mencapai
tujuan,kesahihan keputusan,kerincian keputusn. Otoritas pada suatu posisi
menunjukan kekuasaan yang melekat pada posisi kepemimpinan untuk melakukan
pekerjaan tertentu.
· Fiedler
telah meneliti keefektifan orientasi kepemimpinan seseorang dihubungkan dengan
menguntungkan/tidaknya situasi. Orientasi kepemimpinan seseorang dibedakan
antara berorientasi tugas atau kepemipinan seseorang yang mengendalikan dengan
berorientasi hubungan manusiawi atau kepemimpinan pasif. Hubungan antara gaya
kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan digambarkan sebagai berikut:
d. Teori Kelompok
· Teori
kelompok dalam kepemimpinan (group theory of leadership) dikembangkan atas
dasar ilmu psikologi sosial. Teori ini menyatakan bahwa untuk pencapaian
tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara bawahan dan
pemimpinannya.
· Kepemimpinan
merupakan suatu proses pertukaran (exchange process) antara pemimpin dan
pengikutnya, yang juga melibatkan konsep sosiologis tentang peranan yang
diharapkan kedua belah pihak. Penelitian psikologis sosial dapat digunakan
untuk membantu penerapan konsep pertukaran dan peranan tersebut pada proses
kepemimpinan.
· Hal ini
nampak pula dari hasil studi ohio state university khususnya dimensi pemberian
perhatian (consideration) pada para bawahan yang akan memperluas pandangan kelompok terhadap
kepemimpinan.
e. Teori Situasional
· Dimulai pada
tahun 1940-an, para ahli psikologi sosial melakukan penelitian untuk mencari
variabel-variabel situasional yang berpengaruh pada peranan kepemimpinan, skill
dan perilaku serta terhadap pelaksanaan dan kepuasan kerja para bawahannya.
· Fred Fiedler
telah mengajukan sebuah model dasar situasional bagi efektivitas kepemimpinan,
yang dikenal dengan contingency model of leadership effectiveness. Model ini
menjelaskan hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang menguntungkan/menyenangkan.
· Situasi-situasi
tersebut digambarkan oleh fiedler dalam tiga dimensi empiris, yaitu
1. Hubungan pimpina anggota
2. Tingkat dalam struktur tugas
3. Posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan melalui
wewenang formal.
· Situasi-situasi
itu menguntungkan bagi pemimpin bila ketiga dimensi diatas adalah berderajat
tinggi. Bila situasi terjadi sebaliknya maka akan sangat tidak menguntungkan
bagi pemimpin. Atas dasar penemuannya, Fiedler berkeyakinan bahwa situasi
menguntungkan yang dikombinasikan dengan gaya kepemimpinanakan menentukan
efektivitas pelaksanaan kerja kelompok.
d. Teori Path – Goal
· Teori
path-Goal dikemukakan oleh Robert House (1974). Teori ini sendiri merupakan
salah satu pendekatan situasional (kontingensi) yang menggunakan konsep-konsep
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Ohio State
University. Para peneliti dari Ohio State University mengidentifikasikan dua
kelompok perilaku yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan-struktur
pemrakasaan dan pertimbangan.
· Esensi dari
teori ini adalah bahwa seorang pemimpin mempunyai tugas untuk membantu
bawahannya dalam pencapaian tujuan-tujuan dan menyediakan petunjuk dan/atau
dukungan yang diperlukan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut seiring
sejalan dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan.
· Ada dua
preposisi yang dikemukakan dalam teori path-goal. Kedua preporsisi tersebut
adalah :
1. Perilaku
seorang pemimpin dapat diterima oleh bawahannya sejauh perilaku tersebut
dipandang oleh bawahan sebagai sumber untuk memperoleh kepuasaan saat ini
ataupun sebagai sarana untuk memperoleh kepuasan pada masa yang akan datang.
2. Perilaku
pemimpin dapat dikatakan motivatif, jika :
a. perilaku tersebut membuat kebutuhan bawahan akan
kepuasan, bergantung pada prestasi kerja yang efektif.
b. Perilaku tersebut melengkapi lingkungan bawahan dengan
menyediakan perbekalan, bimbingan, dukungan, dan imbalan yang diperlukan untuk
pencapaian prestasi kerja yang efektif.
· Teori ini
memuat empat tipe atau gaya pokok perilaku pemimpin, yaitu :
a.
Kepemimpinan direktif (direktive leadership).
Bawahan tahu secara jelas apa yang diharapkan dari
mereka dan perintah-perintah khusus diberikan oleh pemimpin. Disini tidak ada
partisipasi oleh bawahan (pemimpin yang otokratis). Hasil penemuan menyatakan
bahwa gaya kepemimpinan direktif mempunyai hubungan yang positif dengan
kepuasan dan harapan bawahan yang melakukan pekerjaan yang mendua (ambiguous)
dan mempunyai hubungan yang negatif dengan kepuasan dan harapan bawahan yang
melakukan tugas-tugas yang jelas.
b.
Kepemimpinan suportif (supportive leadership).
Pemimpin yang selalu yang bersedia menjalankan,
sebagai teman, mudah didekati dan menunjukkan diri sebagai orang sejati bagi
bawahan. Gaya kepemimpinan ini mempunyai pengaruh yang sangat positif bagi
kepuasan bawahan yang bekerja dengan tugas-tugas yang penuh tekanan, frustasi
dan tidak memuaskan.
c.
Kepemimpinan Partisipatif ( Partisipatif leadership).
Pemimpin meminta dan mempergunakan saran-saran dari
bawahan, tetapi masih membuat keputusan. Kebanyakan studi dalam organisasi
industri manufaktur, didapatkan dalam tugas-tugas yang tidak rutin, karyawan
lebih puas daripada pemimpin yang non partisipatif.
d.
Kepemimpinan Berorientasi prestasi (achievement oriented leadership)
Pemimpin mengajukan tantangan-tantangan dengan tujuan
yang menarik bagi bawahan, merangsang bawahan untuk mencapai tujuan tersebut
dan melaksanakan dengan baik. Diperoleh penemuan bahwa untuk bawahan yang
melaksanakan tugas-tugas mendua dan tidak rutin, makin tinggi orientasi
pemimpin akan prestasi, makin banyak bawahan yang percaya bahwa usaha mereka akan
menghasilkan pelaksanaan kerja yang efektif.
e. Teori Kepemimpinan Kontemporer
Teori Atribut
Kepemimpinan
·
Teori atribusi kepemimpinan
mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata merupakan suatu atribusi yang
dibuat orang atau seorang pemimpin mengenai individu-individu lain yang menjadi
bawahannya.
1. Teori Penyimpulan Terkait (Correspondensi Inference), yakni perilaku orang
lain merupakan sumber informasi yang kaya.
2. Teori sumber perhatian dalam kesadaran (Conscious Attentional Resources)
bahwa proses persepsi terjadi dalam kognisi orang yang melakukan persepsi
(pengamatan).
3. Teori atribusi internal dan eksternal dikemukakan oleh Kelly & Micella,
1980 yaitu teori yang berfokus pada akal sehat.
3.
Perbedaan
Pemimpin dan Manajer
Perbedaan Manajer dan Pemimpin.
Kepemimpinan dan manajemen
adalah istilah yang acapkali membingungkan.
(John Kotter) :
Manajemen terkait dengan usaha
untuk menangani kompleksitas. Manajemen yang baik menghasilkan keteraturan dan
konsistensi dengan cara mempersiapkan rencana formal, merancang struktur
organisasi yang kuat, dan memonitor hasil berdasarkan rencana. Sebaliknya,
kepemimpinan berkaitan dengan perubahan. Pemimpin menentukan arah dengan cara
mengembangkan suatu visi masa depan, kemudian mereka menyatukan orang-orang
dengan mengkomunikasikan visi ini dan menginspirasi mereka untuk mengatasi
berbagai rintangan.
(Robert House) ;
Manajemen terbentuk dari
implementasi visi dan strategi yang ditentuka oleh pemimpin,koordinasi dan
susunan kepegawaian organisasi, dan penanganan berbagai masalah sehari-hari.
Kita mendefinisikan pemimpin
sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna untuk mencapai sebuah
visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan. Sumber pengaruh ini bisa jadi
bersifat formal, seperti yang diberikan oleh pemangku jabatan manajerial dalam
sebuah organisasi. Karena posisi manajemen memiliki tingkat otoritas yang
diakui secara formal, seseorang bisa memperoleh peran pemimpin hanya karena
posisiya dalam organisasi tersebut.
Namun, tidak semua pemimpin
adalah manajer, demikian pula sebaliknya, tidak semua manajer adalah pemimpin.
Hanya karena suatu organisasi
memberikan hak-hak formal tertentu kepada para manajernya, bukan jaminan bahwa
mereka mampu memimpin dengan efektif. Kita menentukan bahwa kepemimpinan non
formal yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain yang muncul dari luar
struktur formal suatu organisasi-sering kali sama pentingnya dengan atau malah
lebih penting pengaruhnya daripada pengaruh formal.
0 Response to "Kepemimpinan Dalam Organisasi"
Posting Komentar